MAIYAHKUDUS.COM

Doa dan Cinta Orang Maiyah

Repotase Singkat Amar Maiyah di Kudus

Pada saat penulis membuat tulisan ini, angka kematian anggota KPPS sudah memasuki digit 390an. Sebuah angka kematian yang cukup besar. Data statistik ini adalah gambaran betapa rumitnya proses pemilu negeri ini. Proses begitu panjang dan melelahkan. Polarisasi antar pendukung berada di titik didih tertinggi. Masing-masing kubu mengklaim telah memenangkan pemilu. Bagi mereka, kemenangan adalah tujuan akhir. Entah bagaimana caranya. Salah atau benar tak menjadi soal. Pokoknya harus menang.

Namun, kita masih menunggu sampai 22 Mei. Biarkan KPU melakukan tugasnya. Merekapitulasi hasil perhitungan suara sehinggga kita mengetahui siapa pemenangnya. Di Maiyah, siapapun pemenangnya tidak menjadi persoalan. Tanggung jawab sebagai pemimpin demi kehidupan negara yang lebih baik adalah keinginan semua orang, termasuk orang-orang maiyah. Orang-orang maiyah seperti apa yang sering disampaikan Mbah Nun adalah orang-orang yang harus siap. Siap menerima kekalahan ataupun kemenangan. Siap jika dibutuhkan untuk melakukan kebaikan dan siap jika nantinya memang tidak dibutuhkan.

Foto: Dok. SEMAK | Lokasi : Paseban Sosrokartono, Komplek Pesarean Sidomukti

Pada 4 Mei 2019 di Komplek Pemakaman Sostrokartono, Sedulur Maiyah Kudus berhimpun untuk kedua kalinya dalam pembacaan Doa Tahlukah dan Hizib Nashr guna memohon kepada Allah agar menurunkan ketetapan tindakan nyata kepada Kaum Dhalimun dan menyelamatkan para Madhalimun.

Di sebuah tempat yang jauh dari keramian. Para sedulur maiyah khusyuk dan khidmat memanjatkan doa untuk keselamatan negeri ini. Mereka berkeinginan dijauhkan dari hal-hal yang mengerikan. Syahwat akan kekuasaaan. Konflik yang tidak berkesudahan serta meminimalisasikan kemungkinan terburuk atas tindakan orang-orang dhalim yang dilakukan terhadap nasib negeri ini.

Apa yang dilakukan Sedulur Maiyah Kudus adalah untuk memohon ampunan agar negeri ini dibebaskan dari orang-orang dhalim. Mungkin kita tak melakukan sebuah aksi besar yang bisa berdampak besar. Orang-orang maiyah tidak berada pada lingkaran kekuasaan pemerintah. Orang-orang maiyah tidak berada di pihak 01 atau 02. Orang-orang maiyah juga tak ingin dicap cebong maupun kampret. orang-orang maiyah begitu mencintai negeri ini. Dengan Doa Tahlukah dan Hizib Nashr adalah cara orang-orang maiyah mencintai negeri ini. Priyo Wiharto.

Penggiat di Sedulur Maiyah Kudus. Guru di SMA 1 Mejobo, Kudus.